Transmadura.com, Sumenep – Puluhan aktifis menggelar aksi ke kantor Disdik Sumenep, Madura, Jawa Timur, Selasa (20/9/2016). Mereka mempertanyakan dana pengadaan mebeler senilai Rp 18 miliyar. Sebab, diduga menjadi bancakan.
Bahkan, mereka dana tersebut ditilap oleh oknum Disdik. Sebab, didisinyalir tidak sesuai dengan prosedur yang berlaku. Bahkan, mereka banyak mengecam Disdik Sumenep. “Kami kesini ingin mempertanyakan dugaan penyimpangan tender mebeler sebesar Rp 18 miliyar. Kami punya hak untuk mengoreksi dan mempertanyakan,” kata Edi Junaidi dalam orasinya, Selasa.
Berdasarkan hasil kajian lembaganya, ada dugaan kuat terjadi permainan di internal Disdik setempat. “Ada yang tidak beres, terkesan memang ada pengkondisian. Jelas ada mafia yang bermain di dalamnya,” teriaknya.
Bahkan, dalam orasinya, ia terang-terangan menyebutkan kepala Dinas Pendidikan dan Pejabat Pembuat Komitmen yang bermain dan mengambil keuntungan untuk memperkaya diri sendiri.
“Pak Sadik (Kadisdik) dan Pak Iksan harus bertanggungjawab, jangan rampok uang rakyat,” tudingnya.
Sementara Kabid Pendidikan Luar Sekolah PLS Disdik Sumenep, Misbahul Munir yang menemui pengunjuk rasa sempat ditolak memberikan tanggapan, karena yang diinginkan pengunjuk rasa untuk menemui adalah Kadisdik atau PPK.
Namun, karena perdebatan antara kedua belah pihak, akhirnya Kabid PLS memaksakan diri untuk memberikan tanggapan. Ia menjelaskan, masalah pengadaan itu sudah menjadi wewenang dari Lembaga Pengadaan Secara Elektronik (LPSE). (boy/hy)