Diantara spekulasi Dan Kesaksian Pesawat Jatuh Di Selat Gili Raja

Oleh: Ongki Arista. U.A

Tepatnya, Senin (26/09/2016) sekitar jam 10.00 Wib, di pulau Giliraja, Kecamatan Giligenting Sumenep, Madura, Kawa Timur terdengar ledakan luar biasa yang menyerupai bom/petir di udara. Ledakan itu menghantam setiap telinga seluruh masyarakat di Gili raja, bahkan, masyarakat diluar pulau pun sempat menjadi saksi atas ledakan itu.

Mendengar ledakan itu, saya keluar menuju halaman rumah, mengira itu bunyi petir, namun anehnyan tidak ada gumpalan awan hitam pertanda hujan atau akan datangnya hujan pagi itu, langit cerah tak mendung sama sekali.

Saya masuk kembali kedalam rumah, dengan pertanyaan sederhana, Ledakan apakah itu?. Pertanyaan itu cukup membuat saya ingin bertanya kepada tetangga dan orang-orang di warung-warung pinggir jalan diluar sana.

Dua jam setelah ledakan itu, beredar kabar, ledakan berasal dari pesawat yang diduga meledak lalu tenggelam diselatan pulau Giliraja, saat akan melintasi perairan kepulauan madura. Dan kepingan pesawat yang meledak kemudian jatuh dan menimpa kandang sapi milik warga setempat.

Kabar ini masih dalam “Kabar” saja, tidak ada saksi mata bisa memastikan atas hal ini. Apakah benda yang jatuh itu bagian dari ledakan itu?

Mendengar itu, saya bergegas keluar rumah ingin melihat secara langsung ke lokasi kejadian. Setelah sampai di lokasi, ternyata kabar yang beredar tidak hanya hoax, terbukti ada benda hangus, hitam, seukuran drum aspal yang jatuh menimpa kandang sapi milik warga Dusun taman, Desa Lombang, kepulauan Giliraja. Saya menyaksikan sendiri benda itu telah menerpa kandang sapi hingga sebagian kandang tersebut hancur hampir rata dengan tanah.

Melihat benda seukuran drum aspal tersebut hangus, merubuhkan kandang sapi, dan pemilik (saksi) kandang sapi panik, saya menganggap bahwa ini bukti fisik atas kejadian “aneh” ini.

Tentu benda ini jatuh dari atas, dan tidak mungkin manusia yang melemparnya. Benda itu terlihat seperti, jatuh setelah terbakar dari udara, dan terpental berkeping menjadi puing dan jatuh ke daratan.

Di Pulau Giligenting, ditemukan juga dua benda hangus pada waktu yang sama. Bahkan, salah seorang nelayan asal Desa Lobuk, Bluto menemukan benda yang sama persis pula dengan benda yang ditemukan di desa Lombang, Gili Raja.

Tentu ini memperkuat hipotesis saya, bahwa ketiga benda itu berasal dari satu ledakan yang didengar oleh semua warga Pulau Giliraja dan sekitarnya. Keempat benda itu berasal dari satu kejadian yaitu Ledakan. Ini dalam hipotesis saya.

Beberapa jam kemudian, teman-teman media sudah mulai banyak yang merilis berita tersebut dengan banyak angel. Namun lagi-lagi, berita ini masih belum “jelas”, antara fakta dan spekulasi untuk sementara ini. Benarkah ada pesawat jatuh dengan indikasi ledakan dan jatuhya puing hangus menyerupai drum aspal?.

Diluar hal itu, masyarakat banyak yang berspekulasi, mengedarkan informasi dari lisan to lisan, dari saksi mata atau bukan. Banyak sekali berita yang simpang siur. Konon pesawat yang jatuh itu Lion Air/ Pesawat Latihan/ Jet biasa/ Pesawat barang/ Pesawat antar orang mini/ setelit.

Ini masih dalam spekulasi. Diluar itu, ternyata Kemenhub belum mengantongi adanya laporan terkait pesawat yang hilang kontak. Masyarakat juga menduga bahwa benda yang jatuh menimpa kandang sapi itu Bom, atau barang yang akan meledak apabila diotak-atik.

****

Kilas fakta ini, yang telah dimuat diberbagai berita masih belum jelas unsur “Apa, Bagaimana, Siapa”. Ketidakjelasan ini diakibatkan oleh beberapa faktor, diantaranya; Ini kejadian pertama yang menimpa masyarakat Giliraja, sehingga masyarakat tidak sama sekali mengenal jenis benda yang jatuh itu, apakah benar benda itu berasal dari pesawat atau tidak? Dan apakah itu bagian pesawat?.

Kalaupun iya, itu berasal dari pesawat, masyarakat merasa takut, benda itu akan meledak. Ketakutan ini cukup membahayakan aktivitas masyarakat setempat.

Selain itu, adanya keterlambatan radar Pemkab dalam berkoordinasi dengan pihak aparatur pemerintah atau warga setempat terhambat karena Tower sinyal kala itu sedang mati. Hal ini pun berefek pada terlambatnya evakuasi benda dan asal muasal ledakan tersebut.

Diluar itu, Jika belum ada penjelasan resmi dari hasil penelusuran dari pihak berwenang terkait fakta yang ditemukan oleh masyarakat di Giliraja yang diduga “ledakan pesawat”. Maka masyarakat akan terus berspekulasi, mengira-ngira, menyebarluaskan berita tanpa klarifikasi jelas.

Ini akan membahayakan situasi di Giliraja, akan simpang siur dan berakibat negatif. Bagaimana kalau benda itu kemudian berbahaya dan dapat mengancam keselamatan warga?.

Paling tidak, masyarakat menerima penjelasan aktual, dan diminta waspada atas kejadian ini, karena kejadian ini bukan kebetulan belaka, bukan isyarat tanpa makna, bukan pula panggung aneh yang menarik untuk ditonton.

Sebagai masyarakat, saya menganggap bahwa setiap kejadian yang menimpa tidak cukup hanya ditonton dan disaksikan, tetapi yang lebih penting adalah diteliti dan dipelajari fakta, fisik, dan logika-logikanya.

Ini bertujuan untuk menciptakan kondisi masyarakat progressif, analitis, kreatif dan bebas dari kebiasaan klasiknya sebagai “penutur” kabar lisan yang kadang dilebihkan dan dikurangi. Karena melebihi atau mengurangi fakta adalah tanda ketidaktauan.

“Jangan biarkan masyarakat berspekulasi, karena itu tidak mendidik,” tandasnya.

Exit mobile version