Tak Berkategori  

Ratusan Empu Keris Sumenep Bersatu Dalam IPKI Megaremeng

Transmadura.com, sumenep – Empu atau pembuat keris merupakan pilar utama dalam memproduksi senjata tradisional khas Indonesia ini. Mereka yang mengetahui dan menentukan karakter keris yang diinginkan. Di tangan mereka juga masa depan keris asli Indonesia dipertaruhkan.

Dari sejumlah daerah penghasil keris di Indonesia, rupanya penghasil keris terbanyak berada di Kabupaten Sumenep Madura, Jawa Timur. Di kabupaten paling ujung Pulau Garam ini, ada sejumlah sentra pengrajin keris dan ratusan empu yang saat ini masih mendedikasikan hidup mereka untuk membuat keris.

Sebagaimana dituturkan Danan Wahyu Sumirat, seorang traveler yang pernah berkunjung ke beberapa empu keris di Sumenep, para empu dan pengrajin keris di sana terhimpun dalam wadah IPKI (Ikatan Pengerajin Keris Indonesia) Megaremeng. Megaremeng diambil dari nama tunggangan Joko Tole, seorang jawara Sumenep, yang berupa kuda terbang.Mendiang Empu Murka (kiri) asal Aeng Tong Tong Sumenep, bersama anaknya, Arip Effendi yang kini mewarisi kemampuan sang ayah dalam membuat keris.

Tercatat ada lebih dari 550 empu yang tergabung dalam IPKI Megaremeng yang tersebar di tiga kecamatan yaitu Bluto, Saronggi, dan Lenteng. Jumlah itu merupakan yang terbanyak disbanding daerah atau negara lain di Asia tenggara. Jumlah empu terbanyak ada di DesaAeng Tong Tong yang berada di Kecamatan Saronggi.
“Danan menceritakan, ada beberapa tahap dalam pembuatan keris. “Ada dua tahap pembuatan keris, yang pertama adalah menyatukan beragam jenis logam. Inti keris terbuat dari baja yang keras, sedangkan di beberapa bagian merupakan kombinasi besi dengan logam yang lebih lunak agar mudah diukir dan menyisipkan pamor. Selanjutnya tahap mengukir dan membentuk keris,”
Dalam memproduksi keris, para empu dibantu sejumlah tenaga lainnya. Mereka secara perlahan menyelesaikan keris yang diinginkan. Peralatan yang mereka gunakan cukup sederhana dan bisa dikerjakan di serambi rumah.
Kegigihan para empu keris di Sumenep yang mempertahankan tradisi membuat benda pusaka ini.

Semangat mereka, diharapkan tertular kepada generasi muda, sehingga masyarakat Indonesia bisa selalu bangga dengan kekayaan yang mereka miliki. (Asm/hy)

Exit mobile version