Transmadura.com, Sumenep – Tersebarnya surat edaran (SE) dari Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur untuk mengerahkan siswa guna memeriahkan acara inbox SCTV terus mendapatkan protes dari berbagai kalangan.
Budayawan asal Sumenep Ibnu Hajar, menilai Dinas Pendidikan (Disdik) Sumenep, tidak memiliki flat form ‘pendidikan yang berkebudayaan’.
“Di saat bupati Sumenep menerbitkan Perbup ‘wajib diniyah’ agar pelajar atau generasi muda kita terbangun dimensi intelektualnya. Juga mantap secara spiritual, malah anak-anak kita diajak mencintai sebuah budaya hedonisme melalui surat dari Diknas,” katanya, Sabtu (12/11/2016).
Lebih lanjut Ibnu menilai bukan pagelaran karnaval inbox SCTV-nya yang bermasalah. Justru yang menjadi ganjalan hati pengerahan siswa pada jam aktif sekolah.
“Tidak ada masalah ada pagelaran Inbox SCTV, tapi jangan sampai ada pengerahan siswa siswi melalui surat resmi lah,” pintanya menyayangkan.
Bahkan, dirinya mengaku gagal faham akan esensi dari SE tersebut. Karena Disdik setempat dianggap tidak mampu menginterpretasikan secara implementatif Perbup wajib diniyah.
“Saya jadi gagal faham apa maksud Kadisdik mengeluarkan SE itu, atau mungkin karena tidak punya konsep untuk membangun karakter anak didik,” sindir Ibnu.
Pihaknya berharap Bupati Sumenep paham dan mengerti bahwa pemimpin dilingkungan Diknas setempat perlu diberikan pencerahan tentang pendidikan.
“Semoga kita faham tentang arti pendidikan berbudaya dan kebudayaan yang berpendidikan,” tukasnya. (Boy/Hy)