Transmadura.com, Sampang — Terjadinya isu santet membuat warga jadi mudah terbakar emosi ketika keluarganya sakit dan meninggal, salah satunya lima orang warga terjadi perkelahian (carok) dengan menggunakan senjata tajam di Dusun Noporan Laok, Desa Ketapang, Timur, Kecamatan Ketapang, Sampang, Madura, sampai meninggal dunia, Sabtu, 8/04/2017.
Peristiwa Perkelahian carok tersebut yang terhimpun, dipucu persoalan isu santet, atas meninggalnya Saraton, salah seorang warga setempat menderita sakit selama 2 tahun, Saraton diduga meninggal bahwa disantet oleh mustofa, warga yang masih satu kampung dengan saraton.
Akibatnya, kedua Putra Saraton dengan dugaan tersebut merasa tidak terima atas meninggalnya bapaknya, Pada pukul 15.00 WIB keduanya, yakni Saliman dan Muhammad Habibi, mendatangi rumah Mustofa, dan melakukan penyerangan kerumah Mustofa, menggunakan senjata tajam (sajam).
Mendapat penyerangan begitu, pihak keluarga Mustofa, yakni Sitina dan Dur ikut melakukan perlawanan tidak terima dan dengan spontan ikut melakukan perlawanan.
Akhirnya, perkelahianpun terjadi tiga orang diantaranya yakni yakni Mustofa, Sitina sebagai yang diduga punyak santet dan Saliman, putra saraton, dinyatakan tewas di tempat kejadian perkara (TKP). Sedangkan dua orang lainnya, yakni Muhammad Habibi dan Dur, mengalami luka parah.
Mereka berlima terlibat carok atau perkelahian menggunakan senjata tajam, hingga diantara mereka ada yang terluka dan tewas.
Tak ada yang berani melerai peristiwa tersebut. Mereka baru berhenti berkelahi, setelah tiga orang tumbang dan ada korban yang tangannya putus akibat sabetan celurit.
Sedangkan korban luka berat, Muhamad dan Dur melarikan lari. Saat ini, Dur dikabarkan menjalani perawatan medis di RSUD Pamekasan dan Muhamad Habibi di rujuk ke RSUD Sampang.
Sementara Kasatreskrim Polres Sampang, AKP Hery Kusnanto, membenarkan kejadian tersebut. Saat ini, pihaknya masih mendalami peristiwa tersebut.
Barang bukti yang diamankan, antara lain, celurit, sarung pengaman celurit 3 buah, sandal satu pasang, kopiah tiga buah, dan pakaian korban yang tewas. (Nido/ red)