Transmadura.com, Sumenep —
Kantor Kecamatan Guluk – Guluk, Sumenep, Jawa Timur, didatangi sejumlah warga yang tergabung dalam Forum masyarakat Desa Guluk – Guluk, mempertanyakan terkait Dana Desa (DD) dan ADD tahun anggaran 2015-2016.Selasa 25/04/2017 pagi.
Kedatangan mereka mempertanyakan DD dan ADD tahun 2015-2016 penggunaan program itu disinyalir tidak jelas peruntukannya.
Dari Informasinya audiensi tersebut tidak hanya melibatkan petinggi kecamatan, melainkan juga melibatkan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Desa dan juga Sekretaris Desa Guluk-Guluk.
Namun, ditengah pelaksanaan audiensi secara tiba-tiba datang segerombolan warga dan juga aparat desa dengan kondisi penuh amarah.
Bahkan, segerombolan orang itu sempat mengusir warga yang melakukan audiensi dengan petinggi Kecamatan. Tidak hanya itu salah satu orang yang diduga oknum aparat desa mengancam akan membunuh mereka.
“Kepala Dusun ngamok, tadi di ke kecamatan rame disana, kami disuruh pulang, ngajak acarok, mau dibunuh katanya,” kata Koordinator Forum Masyarakat Desa Guluk-Guluk, Subli Bangal, saat dikonfirmasi melalui sambungan teleponnya, Selasa, 25 April 2017.
Menurutnya, sesuai hasil investigasi yang dilakukan, banyak temuan ketidak sesuain realisasi DD maupun ADD. Salah satunya pengerasan jalan di sebelah utara Pondok Pesantren Kebun Jeruk.
Jalan yang baru dikerjakan diduga tidak sesuai bestek, salah satunya pekerjaan makadam tidak dilakukan warles. “Disana cuma ditata dengan menggunaka batu berukuran besar, mestinya di warles,” jelasnya.
Selain itu, penggunaan ADD maupun DD tidak pernah dipampang di papan informasi kantor Balai Desa setempat. Tidak dipampangnya itu dinilai telah melanggar Undang-Undang No. 14 tahun 2008, tentang Keterbukaan Informasi Publik.
“Mestinya semua informasi program yang dibiayai oleh pemerintah dipublikasikan di papan informasi, sehingga masyarakat bisa tahu, tapi disini (Desa Gulul-Guluk) tidak, makanya kami lakukan audiensi untuk mengetahui data itu. Namun, kami malah diusir suruh pulang,” jelasnya.
Plt Kepala Desa Guluk-Guluk Ahmad Wail membantah jika ada pengusiran peserta audiensi, apalagi mengajak tengkar dan juga mengancam akan membunuh peserta audiensi.
Kesaksian itu kata Wail bukan hanya sebatas penuturan dari Aparat Desa, melainkan dirinya menyaksikan karena dirinya juga menghadiri audiensi itu. “Tidak ada, aman kok ada saya,” tegasnya saat dikonfirmasi melalui sambungan teleponnya.
Sementara Camat Guluk-Guluk Sutrisno belum bisa dikonformasi. Saat dihubungi media melalui sambungan telepon genggamnya sedang olah raga. “Pak camatnya tidak ada lagi Fitnes,” katanya orang yang menjawab sambungan telepnnya. (Idi/Asm)