SUMENEP, (Transmadura.com) – Pengadaan sepatu untuk atlet poprov (Pekan Olahraga Provinsi) di Sumenep, Madura Jawa Timur mulai dipersoalkan. Pasalnya, kualitas pengadaan dengan angggaran Rp 92 juta itu diragukan.
Indikasinya, merek yang diberikan kepada atlet tidak bisa digunakan selama ini. Selain itu, anggaran hampir seratus juta diproyeksi untuk 156 atlet, namun ternyata saat direalisasikan ternyata mencapai 292. Sehingga, diperkirakan bisa berdampak pada pengurangan kualitas.
“Melihat dari merek sepatu yang diterima mungkin bisa dibilang sepatu yang murah meriah. Bisa jadi tidak kami pakek,” kata salah satu pengurus cabor kepada media ini.
Bahkan, sambung dia, pihaknya mengklaim masih lebih bagus sepatu dipakai dirinya selama ini. Sehingga, pihaknya menduga kualitasnya tidak sepadan dengan anggaran yang ada. “Kalau saya mending gak pakai dengan kualitas sepatu semacam ini,” ungkapnya.
Namun, pihaknya tidak mau memberikan taksiran harga sepatu tersebut, biar publik yang menilai. “Silahkan publik menilai dengan keberadaan sepatu. Perlu diingat, ini atlet yang mau pakai yang aktifitasnya cukup tinggi, bisa jadi cepat rusak,” ungkapnya.
Kepala Disporapar Sumenep Moh. Iksan menjelaskan, pengadaan sepatu itu sudah disesuaikan dengan anggaran yang ada. Namun, jumlah peserta atlet ternyata bengkak Pengadaan Sepatu Atlet Poprov di Sumenep Disoal dari 156 menjadi 292. “Semua atlet kan harus dapat, ya itu sudah sepatunya,” tuturnya.
Apakah tidak ada identifikasi kebutuhan di awal?, Mantan Kepala Dinsos ini mengungkapkan, awalnya sudah dilakukan, namun karena melebihi batas perencanaan tentu saja harus dapat semua. Makanya, anggaran yang sudah ada itu dijadikan untuk 292 orang. “Itu sudah sesuai anggaran,” ungkap didampingi Kabid Pora Edy Suprayitno.
Masalah spek pengadaan sepatu, sambung dia, memang tidak dicantum di SIPD. Jadi, ketika pelaksanaan menyesuaikan dengan kebutuhan kuantitas atau jumlah personil.
(Asm/red)