SUMENEP, (Transmadura.com) – Kepala Sekolah SDN Kebunan II, Kecamatan Kota, Sumenep, Madura, Jawa Timur, dipolisikan lantaran diduga menganiaya siswanya.
Pasalnya, orang tua korban Moh.Rofik warga dusun buddagan Desa Bangkal, kecamatan kota, datang ke Polres Sumenep melaporkan W Warga Desa Bangkal, diduga telah melakukan tindak pidana penganiayaan kepada anak di SDN Kebunan II jalan longgara Desa Kebunanan Kecamatan Kota.
Sesuai laporan polisi dengan nomor TBL/B/300/XI/2022/SPKT/Polres Sumeneo/Polda Jawa Timur tertanggal 25 November 2022 W Kepala Sekolah SDN Kebunan II dilaporkan diduga telah melakukan
tindak pidana penganiayaan terhadap anak bernama MR tak lain adalah siswanya.
Peristiwa laporan terjadi saat orang tua korban sedang membantu sepupunya mendapat kabar bahwa anaknya MR sedang berada di sekolahnya ditampar dan dipukul oleh kepala sekolahnya W.
Mendapat kabar tersebut, pelapor langsung pulang kerumahnya menanyakan kebenaran kepada anaknya dan membenarkan jika anak itu dipukul oleh W.
Saat itu juga dibenarkan teman sekolahnya yang juga menjadi korban tamparan menceritakan bahwa saat itu dua siswa (Korban) sedang melihat siswa kelas II yang sedang bermain permainan lompat tali mengunakan karet gelang.
Sehingga, datang kepala Sekolah W menghampiri kedua korban beserta siswa kelas II yang sedang bermain tersebut memarahi karena tidak memungut sampah tiba tiba langsung menampar MR dan temannya.
Mendengar kebenaran tersebut orang tua siswa tidak terima langsung melaporkan W Kepala Sekolah yang telah melakukan tindak pidana pasal 80 UU RI nomor 17 tahun 2016 tentang perlindungan anak.
Sementara Kepala Sekolah SDN Kebunan II Wiwik (terlapor) membantah jika dirinya dituduh menampar siswanya. “Itu tidak benar kalau saya menampar apalagi memukul,” katanya membantah.
Pihaknya menerangkan pada saat itu datang kesekolah markir sepeda motornya melihat siswanya sedang berkumpul dan menyuruh untuk mengambil sampah.
“Saya menyuruh anak untuk mengambil sampah dan tidak usah membantah. Itu saya sengaja untuk membangun karakter anak agar terbiasa,” jelasnya.
Namun, Wiwik menjelaskan, saat itu karena anak anak banyak berkerumun siswa MR lewat didepannya kena lambaian tangannya kena pipinya.
“Sayapun tanya “sakit ya nak? tidak Bu. Dan MR main lagi pencak silat,” ungkapnya.
Dengan begitu, dirinya memastikan sowan ke rumah orang tua MR menanyakan mengakui tidak sakit, dan meminta orang tuanya untuk mencabut laporannya,” tutupnya.
(Red)