banner 728x90
Berita  

Tak Layak, Melihat Nenek Sebatangkara di Desa Guluk-Guluk


SUMENEP, (TransMadura.com) –
Nenek renta, Nyi Asma warga Desa Ketawang Laok, Kecamatan Guluk-guluk, Sumenep, Madura, Jawa Timur, hidup sebatangkara di rumah yang kurang layak ditempati.

Kondisi rumah saat ini ia tinggal, atap rumahnya sudah rusak, ketika hujan bocor, bahkan kayunya sudah lapuk karena termakan usia tidak pernah direnovasi.

banner 728x90

Bahkan, terlihat cat tembok sudah berlumut akibat terus menerus terkena hujan.Begitu juga cat kusen dan pintu serta jendela, kini sudah kusam dan tampak kurang enak dipandang.

Lantai rumahnya berlubang tak ubahnya seperti jalan beraspal yang rusak parah. Maklum, bukan terbuat dari tegel, apalagi granit seperti yang dipakai kebanyakan orang saat membangun rumah masa kini, melainkan lantainya menggunakan semen, sehingga mudah rusak.

Setiap hari, Nyi Asma terpaksa tidur di teras rumah dengan beralaskan tikar yang terbuat dari anyaman daun siwalan. Itu karena kamar rumahnya sudah tidak bisa ditempati.

Jika dipaksakan, dikhawatirkan akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan terjadi, seperti genting jatuh dan lain sebagainya dan membahayakan fisik Nyi Asma.

Baca Juga :   Ngangkat Tenaga Baru, Salah Satu Dinas di Sumenep Diduga Potong Gaji Tenaga Honorer Non ASN

Meski sehari-hari tidur di tempat terbuka, dia sabar menjalani hidup dengan penuh sederhana. Dia tidak pernah putus asa, bahkan sifat sosialnya masih sangat tinggi, disaat tertentu Nyi Asma tetap berbaur dengan masyarakat sekitar tanpa canggung.

Kondisi ekonomi dan kondisi fisik yang sudah tua, seakan memaksakan harus bersabar dan hanya bisa mengelus dada sembari meratapi nasib yang akan dialami keesokan hari. Untuk menyambung hidupnya, terkadang harus menunggu uluran tangan dermawan dan tetangga dekat, karena dia tidak punya anak dan sejak puluhan tahun tinggal seorang diri.

Warga yang melihat kondisi tersebut, merasa haru dan berupaya untuk membantu rehap rumahnya dengan cara patungan. Pekerjaan rehap rumah tersebut sedang berlangsung.

“Pekerjaan rehap rumah Nyi Asma masih berlangsung, ini murni hasil swadaya masyarakat,” kata H. Herman,, tetangga Nyi Asma yang juga terlibat langsung dalam pekerjaan rehap tersebut.

Rehap itu kata dia dilakukan berdasarkan musyawarah perkumpulan masyarakat yang diberi nama At-Ta’awun, hasil keputusan anggota menyepakati membantu rehap rumah Nyi Asma tanpa bergantung pada bantuan pemerintah.

Baca Juga :   DPRD Sumenep Gelar Rapat Paripurna Akhir Jabatan Bupati

“Termasuk dananya itu hasil dari sumbangan seikhlasnya anggota kumpulan At-Ta’awun. Selain itu, juga sebagian hasil sumbangan dari donatur bulanan,” jelas dia.

Herman mengatakan, upaya ini murni demi membantu sesama demi terciptanya masyarakat yang adil, makmur dan harmonis. Tidak ada tendensius apapun termasuk politik, baik ditingkat desa maupun tingkat kabupaten. Bahkan beberapa bulan lalu dibawah perkumpulan At-Ta’awun telah berhasil membangun rumah milik Nenek Sumarwa.

“Kami sangat senang jika ada dermawan yang mau menafkahkan sebagian hartanya kepada warga yang kurang mampu. Apalagi bisa menjadi donatur tetap, kami sangat senang,” jelasnya.

Apalagi lanjut Herman, kedepan gerakan sosial tersebut terus dilakukan. Selain membantu membangun rumah juga akan ada program sosial lain, seperti meberikan makanan siap saji setiap pekan.

Nyi Asma mengaku berterimakasih atas upaya yang dilakukan oleh perkumpulan warga At-Ta’awun. Dia mendoakan upaya yang dilakukan mendapatkan berkah dan mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha Esa.

(Red)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *