SUMENEP, (TransMadura.com) – Geliat pertumbuhan usaha mikro dan menengah (UKM) di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur mulai pesat. Namun hingga saat ini sejumlah UKM masih terkendala dibidang pemasaran.
Seperti yang dialami oleh Yulis Nurdiana. Pengusaha keripik singkong asal Desa Giring, Kecamatan Manding Sumenep ini bisa memproduksi hingga 25 ton setiap bulan. “Kalau produksi setiap bulan bisa mencapai 10-25 ton,” kata Yulis.
Selama ini, kata Istri Babinsa Koramil 0827/03 Manding, Sertu Dina Madiyanto, konsep perusahaan yang dikeluti memiliki konsep pemberdayaan. Dimana tempat produksi bahan mentah diletakan di rumah penduduk. Setelah selesai diproses, hasilnya ditampung ditempat yang sediakan, setelah digoreng dan dikemas hasilnya sudah siap untuk dijual kepada konsumen. Salah satu kemasan yang telah laris bernama “Cahaya”.
Namun, jumlah produksi setiap hari tidak sebanding dengan penjualan yang dialami saat ini. Setiap bulan hanya mampu menjual sekitar 5 ton.
Saat ini terdapat sebanyak 15 tempat usaha di rumah warga, setiap tempat itu menampung sebanyak 50 tenaga kerja dengan modal setiap bulan mencapai 200 juta.
“Setiap pengembang itu bisa menghasilkan keuntungan 1,5 juta,” kata Yulis Nurdiana sebagi pemilik usaha kripik singkong “CAHAYA”.
Yulis berharap, kondisi tersebut menjadi perhatian pemerintah terutama dibidang pemasaran. Selain itu juga di bagian pengadaan bantuan sarana, selama ini usaha yang dikeluti masih menggunakan pola tradisional. “Sehingga juga bisa meningkatkan kualitas produksi,” harap dia.
(Asm/red)