SUMENEP, (Transmadura.com) -Penerapan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) dilakukan Dinas Pendidikan (Diknas) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, digelar di beberapa Kecamatan.
Pasalnya penerapan IKM dengan agenda Workshop tersebut dilaksanakan di kecamatan Saronggi, Kalianget dan Kecamatan Kota.
Acara Workshop IKM bekerjasama dengan PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) dengan tujuan memanfaatkan platform merdeka mengajar dan analisis raport pendidikan bagi kepala sekolah dan guru pelaksana IKM mandiri.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep, Agus Dwi Saputra mengatakan, jika acara Workshop IKM ini dilaksakan tertuang dalam Permendikbud tentang pedoman penerapan kurikulum dalam rangka pemulihan pembelajaran, pasca Pandemi Covid-19.
“Itu melibatkan semua kepala sekolah di setiap kecamatan,” katanya.
Hal itu, jelas Agus, pelaksanaan IKM di Kabupaten Sumenep di tahun ajaran 2022/2023 masih memakai beberapa opsi. “Kalau yang sudah memakai IKM bagi sekolah penggerak,” kata Kadisdik Agus
Menurut mantan kadiperindag, satuan pendidikan masih diberi kesempatan mau ikut mandiri belajar. Sehingga sekolah bisa memakai kurikulum yang lama seperti K13 atau yang disempurnakan, dengan isian kurikulum Merdeka.
Sedangkan Opsi yang kedua, pihaknya menerangkan kurikulum berubah dengan penerapan kurikulum Merdeka yang menggunakan perangkat ajar yang telah disediakan di Platform merdeka mengajar. “Kalau yang sudah mandiri berbagi sepenuhnya memakai kurikulum Merdeka,” ujarnya.
Sedangkan di kabupaten Sumenep, ia memaparkan di tingkat SD ada 53 sekolah penggerak, sedangkan untuk tingkat SMP sebanyak 23 sekolah.
Untuk sekolah penggerak, nantinya akan jadi pioner bagi sekolah yang lain, bisa dijadikan tutor, narasumber.
“Sekolah yang belum menjadi sekolah penggerak, bisa mengadakan workshop yang narasumbernya teman temannya sendiri,” ucapnya.
Semua itu, disampaikan kurikulum merdeka mempunyai tujuan mewujudkan profil pelajar Pancasila dalam rangka pengembangan siswa dalam mewujudkan profil pelajar Pancasila, beriman bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak, kreatifitas gotong royong, ke bhennika an global, bernalar kritis dan kemandirian.
“Intinya memberikan penguatan proyek profil Pancasila, dengan memberikan kegiatan terhadap siswa, tutupnya.
(*)