SUMENEP, (TransMadura com) – RSUDMA Sumenep Layani Penyakit Tumor Payudara dan Gondok Tanpa OperasiRumah Sakit Umum Daerah (RSUDMA) dr Moh Anwar Sumenep, Jawa Timur terus berinovasi dalam pelayanan yang menghasilkan terbaik.
Rumah sakit milik pemerintah daerah ini mengembangkan tehnik baru menyembuhkan tanpa tindakan operasi, seperti penyakit tiroid (gondok) dan tumor payudara
Dibuktikan, dokter bedah anologi sudah bisa melakukan tindakan minimal invasif yang dilakukan pada bulan Agustus kemarin.
Ada dua teknik yang dikembangkan, pertama teknik radiofrequency ablation atau RFA pada tumor tiroid dan vacuum assisted breast biopsy.
Radiofrekuensi ablasi diperuntukkan kelainan pada tiroid atau gondok yang terbukti jinak, jadi tidak untuk yang ganas.
Pada tindakan ini tidak ada pisau sama sekali disitu, dokter hanya memasukkan elektroda yang besarnya jarum suntik nomer 16. Elektroda itu dimasukkan ke tumor tiroid dipandu oleh USG.
“Jadi kita bisa memantau ketepatan dari elektroda ke nodul yang kita inginkan. Lapis demi lapis tiap satu cm kita ikuti kita lakukan radio frekuensi,” terang dr. Husnul Ghaib, Sp.B (K) Onk.
Dikatakan Husnul, bahwa dalam tindakan ini elektroda memberikan aliran frekuensi tertentu yang menghasilkan panas, sehingga membunuh sel-sel tumor, nantinya akan terjadi nekrosis-nekrosinya itu mati.
“Perkembangannya kita evaluasi dengan USG, memang tidak seperti operasi langsung hilang, tetapi ia akan mengecil dengan sendirinya, 3 bulan 6 bulan kita USG, sampai habis,” jelasnya.
Menurutnya, yang mengembangkan teknik ini, khususnya di Jawa Timur hanya di dr Soetomo Surabaya dan RSUD dr Moh Anwar Sumenep, di tempat lain masih belum ada.
“Jadi kita bisa berbangga, bahwa di Madura khususnya Sumenep menjadi yang kedua di Jawa Timur,” ungkapnya.
Untuk teknik kedua, yaitu vacuum assisted breast biopsy adalah tindakan pada tumor payudara yang jinak. Sama dengan radiofrekuensi ablasi, diperuntukan untuk tumor yang jinak.
Kalau sebelumnya dokter mengambil tumor jinak itu dengan cara mengiris payudara antara 2 hingga 3 cm. Maka untuk teknikal ini tidak ada irisan sebesar itu.
Tetapi, sambungnya, dokter hanya memasukkan alat yang diameter sekitar setengah cm, ditusukkan ke area tertentu dengan dipandu USG, hingga alat tepat berada di bawah tumornya.
“Dengan teknik ini, kita lakukan irisan sedot, irisan sedot, makanya vacuum assisted, benjolannya akan tersedot menjadi bersih, baru kita selesai,” urainya.
Di menjelaskan, kalau di luar negeri, teknik ini tidak dibius, hanya dimati rasa di area tumor, sehingga setelah tindakan bisa langsung pulang.
Namun di RSUDMA pihaknya lakukan dengan pembiusan karena khawatir pasien tidak siap, sehingga harus menginap sehari. “Tetapi nanti kita kembangkan tanpa pembiusan. Itu keuntungan pertama,” sebutnya.
Keuntungan yang kedua, tidak ada bekas operasi yang lebar seperti sebelumnya, memang tidak terlalu lebar antara 2 sampai 3 cm.
“Tetapi jika bekas itu ada di payudara terutama pada usia muda, itu kan mengganggu, jadi keuntungannya kedua pada kosmetik,” tandas dia.
Keuntungan lainnya, untuk tindakan medis radiofrequency ablation atau RFA pada tumor tiroid dan vacuum assisted breast biopsy di RSUD dr Moh Anwar, seijin direksi, semua dicover oleh BPJS Kesehatan, sehingga tidak dikenakan biaya.
(*)