Transmadura.com, Sumenep – Pelayanan Puskesmas di Sumenep, Madura, Jawa Timur disinyalir masih belum gratis. Buktinya, pasien mengaku masih harus mengeluarkan uang untuk membeli obat, meski pemkab sudah menyediakan obat di pusat kesehatan di kecamatan itu.
Informasi yang berhasil dihimpun, saat pasien datang ke salah satu puskesmas untuk mendapatkan tindakan medis. Biasanya diminta memilih untuk bisa mendapatkan obat. Apakah yang gratis (generik) atau obat yang mungkin dosinya lebih tinggi. Namun, harus mengeluarkan uang.
Aktifis LSM Sumenep Independen (SI) Sahrul Gunawan menjelaskan, seharusnya puskesmas memberikan pelayanan gratis tanpa harus memakai obat lain. Yakni, menggunakan obat yang sudah disediakan. “Apalagi, anggaran untuk obat sudah dianggarkan Rp 18 miliyar. Lalu kemana?,” katanya.
Anehnya, sambung dia, keluarga pasien malah “dipaksa” untuk membuat pernyataan, jika akan membeli obat di luar yang sudah dianggarkan. “Itu bagian dari strategi oknum Puskesmas untuk mengamankan polanya dan meraih keuntungan pribadi. Bahwa mereka membeli obat tanpa paksaan,” tuturnya.
Menurutnya, pihaknya mempertanyakan uang hasil dari penjualan obat itu. Pihaknya mensinyalir dana tersebut masuk ke kantong pribadi. “Namun, masih perlu dilakukan investigasi soal pendapatan dari uang obat itu. Tapi, saya kira itu diluar puskesmas,” ucapnya.
Aktifis kepulauan ini menuturkan, seharusnya instansi terkait dalam hal ini dinas kesehatan (dinkes) untuk bergerak menelusuri masalah ini. Harus memberikan pengawasan secara maksimal. “Hal ini terjadi karena pengawasan yang lemah. Makanya, obat yang gratis seakan tidak berfungsi,” ucapnya.
Kepada Dinas Kesehatan A. Fatoni belum bisa memberikan keterangan terkait masalah ini. Saat dihubungi melalui saluran telpon belum direspon. (hy)