banner 728x90

Harga Ikan di Sumenep Melonjak Sebab Cuaca Ekstrim


Transmadura.com, Sumenep – Cuaca ekstrime yang terjadi di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur khususnya pulau madura ujung timur sejak sepekan terakhir menyebabkan harga ikan naik.

Naiknya harga itu disebabkan hasil tangkapan ikan nelayan tidak ada.

banner 728x90

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Perwakilan Sumenep, Affandi Maghrib mengatakan, sekitar 10 hari terakhir mayoritas nelayan Sumenep tidak melaut karena cuaca ekstrim.

“Produksi ikan langka karena nelayan banyak tidak melaut karena cuaca ekstrim. Hal itu berimbas pada kenaikan harga ikan,” katanya, Rabu, 8 Februari 2017.

Menurutnya, harga ikan di Sumenep mengalami kenaikan sejak satu minggu terakhir, saat ini untuk jenis ikan jenis tenggiri tembus antara Rp60-70 per kilogram (Kg), ikan layang Rp20-25 per Kg, kakap merah Rp45-50 per Kg, ikan tongkol berkisar antara Rp45-50 per Kg.

Sementara harga ikan saat cuaca normal untuk jenis tenggir Rp30-35 ribu per Kg, ikan layan Rp15 per Kg, ikan kakap merah Rp15-20 per Kg, dan jenis ikan tongkol Rp30 per Kg.

Baca Juga :   Nataru, Babinsa Pastikan Pos PAM Pelabuhan Kalianget Aman

“Kemungkinan besar harga ikan terus akan naik hingga cuca diperairan kembali membaik,” ungkapnya.

Menurutnya, selama satu tahun terdapat dua musim yang berpotensi harga ikan laut naik. Yakni dikala musim angin dari arah barat, antara bulan Januari hingha bulan Maret, sedangkan misim ekstrime terjadi kembali dikala arah angin dari timur. Itu terjadi berkisar antara bulan Agustus hingga September.

“Tapi yang sangat parah dikala arah angin dari arah barat. Dipastikan semua nelayan tidak bisa melaut,” jelasnya.

Kondisi tersebut menurut Affandi, sangat memberatkan bagi nelayan, bahkan guna untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka harus menggadaikan barang berharga yang disimpan sebelumnya, seperti emas dan barang berharga lainnya yang bisa diagunkan.

Baca Juga :   Mamfaat Perahu Siaga KMPS Saat Nakes Kepulauan Rujuk Pasien ke RSUDMA

Saat ini kata Affandi, nelayan khususnya di sejumlah kepulauan sangat mengharapkan uluran tangan pemerintah daerah, mengingat sejumlah stok sembaku yang menjadi kebutuhan sehari-hari mulai menipis.

“Bagi nelayan harus pinter-pinter menabung saat cuaca lagi bersahabat. Sehingga bisa diambil tatkala cuaca ekstrime. Karena cuaca ekstrime pasti terjadi setiap tahun,” tegsnya.

Kelangkaan ikan di pasaran itu diakui oleh Fitri. Menurutnya, saat ini harga ikan cumi di pasaran mencapai Rp50 per Kg. “Padahal sebelumnya hanya Rp20 ribu per Kg,” ungkapnya seusai membeli ikan di Pasar Anom Sumenep.

Pasar Anom Sumenep, merupakan pasar tradisional terbesar di Kabupaten Sumenep, dan selalu menjadi pantauan untuk mengetahui harga komoditi yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) setempat. (Asm/hy)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *