Transmadura.com, Sumenep – Untuk mengawal program Upsus, pemerintah melalui Kementerian Pertanian telah menggandeng TNI. Di lapangan, TNI menerjunkan Bintara Pembina Desa (Babinsa) untuk ikut mengawal dan mendampingi petani, mulai dari proses mengolah tanam hingga panen.
Babinsa bersama penyuluh pertanian juga melakukan pengawalan dan pendampingan ke petani sampai semua hasil panennya (gabahnya) diserap Perum Bulog. “Babinsa tak sekedar melakukan pendampingan, tapi punya tanggungjawab ke pemerintah agar serap gabah petani (Sergap) yang dicanangkan bisa berjalan lancar,” seperti yang dilakukan oleh Serka Setyo Hari, Serda Rosi dan Serda Suhudi Melakukan pengawalan gabah petani untuk di kirim ke Bulog Pamekasan, Jawa Timur (Jatim), Kamis (6/4/2017)
Menurut Kapten Inf Galang, Sergap di wilayah Koramil 0827/04 Bluto sampai saat ini masih berjalan dengan lancar dan hari ini kita mengawal dan mengirim Gabah ke Bulog dengan kadar air 12 % sekitar 8 ton, dan diharapkan Babinsa, UPT dan PPL yang ada di desa-desa agar tetap melakukan pendekatan dengan Petani sehingga mereka mau menjual gabah ke Bulog dengan mekanisme mutu yang sudah tentukan.
“Jika sebelumnya petani sangat tergantung tengkulak, karena mulai tanam, pemupukan, dan penyemprotan hingga panen padi petani meminjam uang ke tengkulak. Sehingga ketika mau panen padinya sudah diijon,” katanya.
Dengan adanya Sergap dan pengawal, harga gabah petani oleh Babinsa dan UPT, maka setelah panen, gabah petani yang kadar air di bawah 14 % langsung dibeli Perum Bulog sebagai cadangan pangan dan kebutuhan beras nasional. “ Babinsa. PPL dan UPT akan melakukan pengawalan di lapangan untuk memandu petani sehingga hasil panennya bisa diserap dan pihak Bulog harus segera melakukan pembelian,” tegasnya.
Galang menegaskan, pendampingan dan pengawalan Babinsa di lapangan akan terus dilakukan. Bahkan setiap kegiatan Babinsa di lapangan selalu dilaporkan. Mulai dari kegiatan pengolahan tanah sampai panen ada laporannya,” Pungkasnya. (pur/red)