banner 728x90
Tak Berkategori  

Bangunan Rumah Kuno Khas Desa Rombiya Timur Obyek Penelitian


SUMENEP, (TransMadura.com) – Suku madura memiliki rumah tradisional yang unik dan tidak dimiliki diberbagai daerah lain. Salah satunya Rumah tradisional yang dikenal dengan Tanean Lanjhang di Desa Romboya Timur, Kecamatan Ganding, Sumenep, Madura, Jawa Timur, sampai saat ini masih terpelihara.

Desa yang pimpinan Hayati (Istri Nayya) ini, yang masih terawat, Tanean Lanjhang memiliki ruang-ruang didalamnya yang terdiri dari langghar (mushola), rumah utama yang diikuti rumah-rumah lainnya yang pada umumnya berderet dari Barat ke Timur, sesuai urutan dalam keluarga. Masing-masing rumah memiliki dapur, kandang ternak dan tanean (pekarangan) yang memanjang.

banner 728x90

Rumah tradisional itu masih banyak digunakan oleh masyarakat di Desa Rombiya Timur Kecamatan Ganding, Sumenep, Madura, Jawa Timur.

Kondisi tersebut memantik sejumlah kalangan akademisi untuk dijadikan obyek penelitian, salah yang dilakukan oleh mahasiswa dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran” Jawa Timur.

Baca Juga :   Diduga Pengedar Narkoba, Anggota DPRD Sumenep Ganjaran Hukuman Seumur Hidup

Sejumlah mahasiswa jurusan arsitektur itu mendatangi rumah milik Abdurrahman salah satu penghuni Tanean Lanjhang di Dusun Daja Lorong, Desa Rombiya Timur, Sabtu, (9 Februari 2019).

Saat melakukan observasi sejumlah pemuda yang memiliki julukan agent of change (agen perubahan) itu didampingi oleh tokoh Pemuda Desa Rombiya Timur Sukriyanto dan Nayah suami Kepala Desa Rombiya Timur Hayati.

“Mereka sedang melakukan penelitian terhadapa bangunan khas Madura kuno, salah satunya Rumah adat Madura Tanian Lanjhang di Dusun Daja Lorong Desa Rombiya Timur,” kata Sukriyanto.

Dirinya selaku masyarakat Desa Rombiya Timur mengaku bangga bisa dijadikan obyek penelitian. “Ini suatu kebanggaan bagi kita semua, semoga ini menjadi awal kemajuan Desa Rombiya Timur,” harapnya.

Disana kata dia, terdapat delapan rumah rumah yang berjejer menghadap ke selatan, sementara di depan rumah tersebut ada dapur yang juga berjejer menghadap ke utara sesuai dengan jumlah rumah.

Baca Juga :   Tersambar Petir di Sawah, 2 Orang Petani di Sumenep meninggal Dunia

“Kalau diukur kira-kira taneyan lanjhang memiliki lebar sekitar lima meter dengan panjang kurang lebih mencapai 50 meter,” ungkapnya.

Selama ini lanjut Sukri, sejak dibangun hingga saat ini tidak memiliki sejarah yang sampah terjadi konflik keluarga. Bahkan arsitektur bangunan tetap terpelihara dan nyaris tidak ada perubahan.

“Dari sesepuh sampai sekrang masih tetap rukun tidak ada yang keluar atau pindah karena ada masalah,” jelasnya.

Karena jumlah keluarga semakin bertambah, terpaksa harus membangun rumah baru. Sebab, karena alasan jumlah keluaraga semakin bertambah sehingga rumah yang ada tidak cukup menampung keluarga.

“Sampai saat ini harmonisasi keluarga tetap terjaga sejak nenek moyangnya dulu,” tegasnya. (Asm/Red)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *