SUMENEP, (TransMadura.com) –
Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (Dispertahortbun) Kabupaten Sumenep memanfaatkan Dana Bagi Hasil Cukai dan Hasil Tembakau (DBHCHT) 2021 untuk meningkatkan kualitas bahan baku hasil petani.
Pasalnya, kucuran dana DBHCHT senilai Rp6,7 miliar itu untuk peningkatan baku yang biaya relatif tinggi.
Kepala Dispertahortbun, Kabupaten Sumenep, Arif Firmanto mengatakan, jika anggaran tersebut dapat menambah kebutuhan para petani, baik di bidang bantuan bibit maupun peningkatan kualitas Sumberdaya Manusia (SDM).
“Peningkatan kualitas bahan baku juga diperlukan peningkatan kualitas SDM tentang pengetahuan dalam bercocok tanam atau bagaimana cara budidaya tembakau,” ungkapnya.
Sehingga, lanjut Arif, untuk tahun ini, DBHCT yang digelontorkan ke Dispertahortbun akan dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas bahan baku yang dibagi ke dalam dua bagian. Yakni bidang pengawasan penggunaan sarana, dan untuk koordinasi dan sinkronisasi.
“Output dari kegiatan pengawasan penggunaan sarana itu, di antaranya ialah sekolah lapang yang digelar di tiga lokasi, yaitu Guluk-Guluk, Ganding, dan Lenteng,” katanya, Rabu (14/11/2021).
Menurutnya, dalam kegiatan sekolah lapang itu petani dapat ilmu diajari bagaimana budidaya tembakau. Mulai dari pemilihan benih, pembibitannya, penanganan hama, hingga pasca panennya.
“Selama ini, petani memang sudah tahu bagaimana cara budidaya tembakau, namun tidak sedikit para petani yang kurang memperhatikan kondisi cuaca, sehingga terjadi persoalan sebelum masuk musim panen, misalnya, terkena hama,” jelasnya.
Untuk itu, pihaknya dalam upaya tersebut, bagaimana petani cara mengatasi hama, sebab walaupun penggunaan pupuk sudah berimbang,dan air sudah tepat, kadangkala masih ada hama yang menyerang.
“Memang petama tidak semua tau cara mengatasi hama makanya diadakan sekolah lapang,” ucapnya.
Selain sekolah lapang di tiga lokasi, Arif Firmanto menuturkan kegiatan lain yang juga menggunakan DBHCHT itu, yakni pembibitan dan pemberian bantuan sarana dan prasarana untuk peningkatan kualitas bahan baku.
Dari anggaran tersebut, beberapa kegiatan sudah terealisasi dan beberapa masih belum terealisasi karena masih menunggu perubahan anggaran (PAK).
“Kami akan terus mengawal kegiatan peningkatan kualitas bahan baku tersebut. Jika kualitas bahan baku sudah bagus, maka harga pun akan ikut naik. Kita akan terus berupaya bersama-sama para petani untuk meningkatkan kualitas bahan baku,” ujar Arif.
Sebab, Arif mengaku, peningkatan kualitas bahan baku memang menjadi perhatian pemerintah daerah, karena hal tersebut juga berpengaruh pada tingginya harga pada musim panen.
“Para petani tembakau kadang-kadang tidak memperhatikan secara detail tumbuh kembang tanaman tembakau itu, sehingga pada saat mendekati masa panen, sering terjadi masalah dan hal itu berdampak pada kualitas tembakau tersebut.
“Dengan adanya penguatan pengetahuan petani tembakau bisa mengetahui kondisi tangan tembakau itu. Makanya, kami terus mendampingi para petani tembakau agar kualitasnya lebih bagus,” imbuhnya.
Ia berharap, dengan adanya DBHCHT dapat membantu hasil produksi petani tembakau lebih bagus, sehingga harga bisa lebih menjanjikan.
“Kalau harga bahan baku itu tinggi maka akan berdampak positif pada perekonomian masyarakat. Jika perekonomian masyarakat telah bagus akan berdampak pula pada daya belinya dan kesejahteraannya pun dapat terjamin,” tutupnya