SUMENEP, (TransMadura.com) – Persoalan pekerjaan proyek jalan hotmix yang diduga asal-asalan di Pasar Lajuh Prenduan menuju Pasar Kojuk, Desa Prenduan, Kecamatan Pragaan, Kabupaten Sumenep, dinilai lemah pengawasan.
Hal itu disampaikan, Wakil Ketua Komisi III, DPRD Sumenep, H. Latif, menilai pekerjaan jalan hotmix di Prenduan, yang baru selesai dikerjakan sudah mualai rusak lemah dalam pengawasan.
“Harusnya pihak dinas melakukan pengawasan inspeksi, kami belum tau pasti, hanya laporan kemarin dari aktivis pekerjaan itu sudah rusak, masak pekerjaan baru selesai dua bulan sudah rusak, ini kan menandakan lemahnya pengawasan,” ungkapnya.
Menurutnya, Dinas PU Bina Marga, tidak hanya menunggu laporan serahterima dari kontraktor, melainkan ditengah perjalanan pekerjaan harus ada inspeksi pekerjaan.
“Kami juga menilai, pihak dinas itu tidak harus menunggu serah terima laporan pekerjaan, namun pengawasan yang harus belul betul serius. pihak dinas harus bertanggungjawab dan kami akan melakukan pemanggilan,” tegasnya.
Sementara, Kepala Dinas PU. Bina Marga, Sumenep, Eri Susanto menanggapi, bahwa, pekerjaan proyek hotmix di prenduan itu, adalah dana DAK tahun anggaran 2020.
“Pekerjaan itu belum selesai, sebab belum diserah terimakan kepada kami, yakni Dinas PU Bina marga,” terangnya.
Sehingga, lanjut mantan Kadis Pengairan ini, sumua itu masih rananya pihak kontraktor dan itupun masih dalam tahap pemeliharaan.
“Itu masih bukan rana kami, sebab belum ada serah terima, pemeliharaan masih satu tahun,” ucapnya.
Namun, kata Eri, sebelumnya sudah diperintahkan kepada kontraktor untuk diperbaiki dikerjakan kembali. “Kita kalau kerja selalu hati hati, apalagi itu belum dilalaksakan LAP, marka jalan belum, kami sudah kroscek dan ditegur,” ungkapnya.
Sebelumnya, pekerjaan proyek hotmix yang berlokasi di Pasar Pasar Lajuh Prenduan menuju Pasar Kojuk, Desa Prenduan, Kecamatan Pragaan, Kabupaten Sumenep, disoal.
Pasalnya, proyek yang masih seumur jagung sudah mulai rusak mengelupas. Padahal, proyek tersebut baru selesai dikerjakan beberapa hari lalu.
Bahkan, di lokasi proyek tersebut, juga tidak dilengkapi papan nama. Tak heran, jika warga tidak mengetahui proyek tersebut merupakan kegiatan yang didanai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Sumenep.
(Asm/Red)