SUNENEP, (TransMadura.com) – Pembangungunan Taman Bunga (TB) di Jalan Trunojoyo, sebelah timur Masjid Jamik Sumenep baru selesai akhir 2018 lalu menyisakan pertanyaan bagi para pengunjung. Hal itu nampaknya sejumlah fasilitas mulai tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Salah satunya air mancur yang berada di tengah TB, saat ini tidak berfungsi bahkan hampir setiap hari tidak ada airnya. “Sudah tidak berfungsi, bahkan kabarnya itu antara pembuangan dan penampungan ada ketidak kesesuaian, sehingga saat dihidupkan airnya meluap keluar tempat yang ada,” kata Syahrul Gunawan, salah satu pengunjung.
Bahkan, kata dia, sebagian lampu hias dan lampu penerangan juga banyak mati, berkedap kedip layaknya diskotik. Kondisi tersebut menyebabkan suasana taman bunga tidak bersolek lagi.
“Memang sebagian lampu yang awalnya hidup, saat ini mati. Untuk lampu penerangan kabarnya saat ini diberi lampu sorot oleh pihak DLH Sumenep, sebab lokasi bundaran tempat bermain anak dan duduk santai gelap,” ungkapnya.
Pembangunan TB dibiayai oleh Kementerian Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) senilai Rp5 miliar. Proyek tersebut dikerjakan oleh PT Permata Lanskap Nusantara dengan nilai kontrak Rp. 4,5 miliar lebih. Namun, hingga saat ini dikabarkan belum diserahterimakan kepada Pemerintah Daerah. Sehingga, Pemerintah Daerah belum bisa melakukan perbaikan.
“Kabar yang kami dengar begitu, kami harap segera ada penyerahan sehingga Pemerintah Daerah bisa menganggarkan untuk perawatan nanti. Kalau dibiarkan begini, dihawatirkan fasilitasnya banyak yang rusak karena tidak dirawat,” tegas aktivis Sumenep Independen (SI) itu.
Sedangkan, Kepala Bidang Tata Lingkungan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sumenep Farida Hasan, mengaku telah berkirim surat pemberitahuan kondisi taman bungan pasca pembangunan selesai kepada pejabat pembuat komitmen (PPKo) proyek, namun hingga saat ini belum ada jawaban.
“Sudah mengirimkan surat dua kali ke PPKo proyek, tapi sampai saat ini belum ada respon,” katanya melalui pesan Whatsapp saat dikonfirmasi media.
(Asm/Red)