SUMENEP, (TransMadura.com) – Beberapa pembangunan yang direncanakan di Sumenep, Madura, Jawa Timur, hingga saat ini tidak sesuai dengan rencana. Pasalnya, hingga saat ini output 100 persen tidak memiliki.
Faktanya, seperti pembangunan Tajamara, di Jalan Trunojoyo, Sankrean di jalan Protokol. Termasuk juga pasar hewan. Namun juga, banyak proyek-proyek yang tidak dimanfaatkan dan dibiarkan mangkrak hingga saat ini.
Hal ini, diindikasikan perencanaan kurang detil dan terarah atau setengah hati. Termasuk, tata kota kabupaten ujung timur pulau Madura ini.
“Memang, kami amati perencanaan pembangunan di Sumenep kurang maksimal terkesan ceremonial belaka, dan menghabiskan anggaran yang ada, ” kata Bagus Junaidi, Ketua LAKI (Laskar Anti Korupsi Indonesia).
Bahkan, sambung dia, seandainya perencanaan dilakukan secara maksimal, maka dipastikan akam sesuai dengan perencanaan. Bahkan, untuk Tajamara malah putus kontrak. “Sankrean yang direncankan tertutup di atas malah mengganggu pemandangan, ” ujarnya.
Tidak hanya itu, perencanaan pada visit years 2018 juga tidak jelas. Terbukti dari sejumlah even yang digarap ternyata non budgetter, tidak dianggarkam dalam APBD Sumenep. “Ini menandakan jika perencanaanya lemah, mau mengadakan kegiatan visit ternyata malah tidak masuk di APBD, ” ucapnya.
Untuk itu, ke depan pihaknya berharap perencanaan lebih baik dengan adanya sekdakab baru. “Kami berharap perencanaan lebih baik, agar pembangunan terukur dan terencana secara sistematis,” ungkapnya dengan nada tegas.
Kepala Bappeda Sumenep Yayak Nurwahyudi belum bisa dikonfirmasi terkait masalah ini. Saat dihubungi melalui sambungan telepon namun tidak diangkat. Saat mendatangi kantornya, yang bersangkutan tidak ada di tempat.
Sementara Sekdakab Sumenep Edy Rasiyadi enggan berkomentar terlalu jauh. Dia hanya menegaskan pasti akan ada perubahan. “Lihat satu dua bulan ke depan, atau satu tahun ke depan, ” tukasnya singkat. (Asm)